>

Rabu, 02 Januari 2013

Berbagai Penyakit Menular yang Umum di Indonesia




    
a.      Scabies
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh serangga golongan kutu, yaitu Sareoptes scabiei. Serangga ini menggali parit-parit halus dalam bagian epidermis kulit sehingga kulit mengalami iritasi, kerusakan, dan menimbulkan gatal-gatal. Apabila garukannya menimbulkan luka, penderita bisa mengalami infeksi sekunder dan terjadi pemindahan parasit dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah menghindari kontak dengan penderita, mengobati penderita sesegera mungkin sampai sembuh, dan menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
b.      Ankylostomiasis ( infeksi cacing tambang )

Ankylostomiasis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh serangan cacing tambang, Ankylostoma duodenale, yang hidup di dalam usus halus dan menimbulkan pendarahan usus sehingga mengakibatkan anemia. Dalam waktu 1 minggu larva masuk  ke duodenum dan ileum. Sesudah 4 minggu sejak saat infeksi, cacing tambang menjadi cacing dewasa.
Gejala yang ditunjukan penyakit ini adalah adanya kelainan kulit pada daerah tempat larva masuk berupa gatal, adanya gejala bronchitis, batuk, sembelit, diare, wajah pucat dan bengkak, edema tangan dan kaki, perut buncit,mudah lelah, mual-mual, dan muntah-muntah.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah :
Mengobati secara tuntas penderita yang mungkin akan menjadi sumber infeksi,
Menjaga kebersihan lingkungan,
Mencegah infeksi dengan selalu memakai alas kaki,
Mengadakan pengobatan missal.

c.       Enterobiasisi (infeksi cacing kremi)
Enterobiasis adalah penyakit infeksi usus oleh cacing kremi. Enterobus vemicumicularis atau Odcyyuris vermiicularis.
Cacing dewasa  hidup di daerah sekum dan memakan isi usus serta bahan seluler (usus) setempat. Penularan melalui saluran pencernaan, yaitu telur cacing yang infektif tertelan melalui rongga mulut.
Gejala dan keluhan hanya timbul pada malam hari, yaitu cacing dewasa melakukan perpindahan ke daerah anus atau alat kelamin jika akan bertelur. Gejalanya berupa gatal-gatal di daerah anus sehingga penderita sukar tidur. Usaha-usaha untuk pencegahan infeksi penyakit ini adalah :
Memperhatikan kesehatan dan kebersihan individu, seperti memotong kuku, mencuci tangan sesudah buang air besar, membersihkan daerah sekitar dubur, dan cuci tangan sebelum makan,
Memperhatikan kesehatan dan kebersihan lingkunga,
Memberikan pengobatan kepada penderita dan keluarganya,
Menjemur, mencuci, dan menyetrika perlengkapan tidur dan pakaian

.
d.      Amebiasis ( disentri amuba)
 
Penyakit ini merupakan penyakit perut yang banyak dialami orang di negeri kita ini. Amebiasis adalah penyakit infeksi yang terjadi terutama pada usus besar, dalam keadaan tertentu infeksi dapat menyebar ke hati, otak dan paru. Penyebab penyakit ini adalah sejenis protozoa dari kelas Rhizopoda, yaitu Entamoeba histolytica. Bentuk kista infektif masuk kedalam mulut bersama dengan makanan atau minuman yang tercemar. Setelah melewati lambung dinding kista akan pecah. Selanjutnya didalam jaringan submukosa usus besar bentuknya berkembang menjadi tropozoit. Salah satu gejala amebiasis adalah adanya darah dan lender pada tinja penderita. Penderita akan merasakan sembelit, dalam keadaan akut akan timbul nyeri di perut yang hebat. Penderita biasanya buang air besar sebanyak 68 kali sehari. Tinja penderita berbau menyengat, berwarna merah tua, berlendir dan ada darah.
Usaha-usaha pencegahan dapat dilakukan oleh individu maupun masyarakat. Dan memasak air minum dan makanan secara baik dan benar, mencegah pencemaran makanan dan minuman oleh lalat, lipas atau tikus, menjaga kebersihan diri dan alat-alat makan. Pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat adalah mengadakan sistem pembuangan tinja dengan baik.

f.       Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh sejenis protozoa dari kelas sporozoa, genus Plasmodium. Ada 4 spesies Plasmodium yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia, yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, plasmodium ovale.
Penularan penyakit melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang membawa sporozoid infektif. Penularan lainnya adalah melalui trarisfusi darah, plasenta ibu atau jarum suntik. Penularan yang bukan melalui gigitan nyamuk, protozoa menginfeksi penderita bukan dalam bentuk sporozoid, tetapi dalam bentuk tropozoid. Setelah sporozoid masuk tubuh calon penderita, 5 sampai 7 hari kemudian, parasit berkembang biak di dalam sel-sel epitel hati dan kemudia akan memasuki sel darah merah.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah :
Mengobati penderita dan orang yang dalam tubuhnya mengandung parasit malaria,
Memberantas sarang nyamuk,
Memberantas nyamuk,
Dan mencegah gigitan nyamuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar