NELLY SURYANI
10.4.0.1.0011
SI KESEHATAN MASYARAKAT
GIZI REMAJA
Cukup banyak masalah yang berdampak
negatif terhadap kesehatan dan gizi remaja. Disamping penyakit dan kondisi yang
terbawa sejak lahir , penyalahgunaan obat, kecanduan aljohol dan rokok , serta
hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah beben para remaja .
Dalam beberapa hal masalah gizi serupa , atau merupakan kelanjutan dari masalah
gizi pada usia anak , yaitu anemia defesiensi besi, kelebihan dan kekurangan
berat badan.
A. Nutrisi yang Dibutuhkan Remaja
Untuk mencapai kesehatan yang
optimal diperlukan makanan bukan sekedar makanan tetapi makanan yang mengandung
gizi atau zat-zat gizi.
B. Akibat Kekurangan Gizi pada Remaja
Remaja putri rentan mengalami kurang
gizi pada periode puncak tumbuh kembang yang kedua kurang asupan zat gizi
karena pola makan yang salah, pengaruh dari lingkungan pergaulan (ingin
langsing). Remaja putri yang kurang gizi tidak dapat mencapai status gizi yang
optimal (kurus, pendek dan pertumbuhan tulang tidak proporsional). Kurang zat
besi dan gizi lain yang penting untuk tumbuh kembang (zinc), sering
sakit-sakitan. Dari kedua masalah status gizi remaja putri tersebut, diperlukan
upaya peningkatan status gizinya, karena remaja putri membutuhkan zat gizi
untuk tumbuh kembang yang optimal dan remaja putri perlu suplementasi gizi guna
meningkatkan status gizi dan kesehatannya.Kurus merupakan masalah gizi yang
umumnya lebih banyak ditemukan pada remaja perempuan. “Kurus itu indah” , kata
mereka dan sering merupakan moto bagi remaja perempuan. Body image kurus itu
indah dan cantik, merupakan salah satu penyebab anorexia nervosa dan bulimia
(keduanya merupakan keadaan buruk akibat ingin kurus, sehingga menolak makan
atau memuntahkan kembali makanan yang telah di makan), khususnya remaja
perempuan.
C. Prinsip Gizi Pada Wanita Remaja Dan Dewasa
Masa remaja merupakan saat
terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif
dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya
bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan
fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh.
Periode Adolesensia ditandai dengan
pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya maupun berat
badannya. Pada periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan
dengan besarnya tubuh.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi
Remaja
Faktor
yang mempengaruhi gizi pada remaja dan dewasa :
• Kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan tentang zat
gizi.
• Pekerjaan
E. Kebutuhan Gizi Seimbang
Pada anak remaja kudapan
berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan kalori remaja setiap hari.
Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat
meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus
didorong untuk lebih memilih kudapan yang sehat. Bagi remaja, makanan merupakan
suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya. Kekurangan
konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme
tubuh terganggu.
F. Pengaruh Status
Gizi Pada Sistem Reproduksi
Kebutuhan energi dan nutrisi
dipengaruhi oleh usia reproduksi, tingkat aktivitas dan status nutrisi. Nutrisi
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan. Kekurangan nutrisi pada
seorang yang mengalami anemia dan kurang berat badan lebih banyak akan
melahirkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) dibandingkan dengan wanita dengan
usia
reproduksi yang aman untuk hamil.
KESIMPULAN
Untuk mencapai kesehatan yang
optimal diperlukan makanan bukan sekedar makanan tetapi makanan yang mengandung
gizi atau zat-zat gizi.
Masa remaja merupakan masa yang
sangat “rentan”. Peningkatan kadar hormon estrogen dan progesterone pada remaja
serta hormon testosteron pada remaja pria terjadi dengan pesat pada masa ini.
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan
cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini
terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan
fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan
komposisi tubuh.
SARAN
GIZI REMAJA
Cukup banyak masalah yang berdampak
negatif terhadap kesehatan dan gizi remaja. Disamping penyakit dan kondisi yang
terbawa sejak lahir , penyalahgunaan obat, kecanduan aljohol dan rokok , serta
hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah beben para remaja .
Dalam beberapa hal masalah gizi serupa , atau merupakan kelanjutan dari masalah
gizi pada usia anak , yaitu anemia defesiensi besi, kelebihan dan kekurangan
berat badan.
GIZI REMAJA
Cukup banyak masalah yang berdampak
negatif terhadap kesehatan dan gizi remaja. Disamping penyakit dan kondisi yang
terbawa sejak lahir , penyalahgunaan obat, kecanduan aljohol dan rokok , serta
hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah beben para remaja .
Dalam beberapa hal masalah gizi serupa , atau merupakan kelanjutan dari masalah
gizi pada usia anak , yaitu anemia defesiensi besi, kelebihan dan kekurangan
berat badan.
GIZI REMAJA
Cukup banyak masalah yang berdampak
negatif terhadap kesehatan dan gizi remaja. Disamping penyakit dan kondisi yang
terbawa sejak lahir , penyalahgunaan obat, kecanduan aljohol dan rokok , serta
hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah beben para remaja .
Dalam beberapa hal masalah gizi serupa , atau merupakan kelanjutan dari masalah
gizi pada usia anak , yaitu anemia defesiensi besi, kelebihan dan kekurangan
berat badan.
GIZI REMAJA
Cukup banyak masalah yang berdampak
negatif terhadap kesehatan dan gizi remaja. Disamping penyakit dan kondisi yang
terbawa sejak lahir , penyalahgunaan obat, kecanduan aljohol dan rokok , serta
hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah beben para remaja .
Dalam beberapa hal masalah gizi serupa , atau merupakan kelanjutan dari masalah
gizi pada usia anak , yaitu anemia defesiensi besi, kelebihan dan kekurangan
berat badan.
GIZI REMAJA
Cukup banyak masalah yang berdampak
negatif terhadap kesehatan dan gizi remaja. Disamping penyakit dan kondisi yang
terbawa sejak lahir , penyalahgunaan obat, kecanduan aljohol dan rokok , serta
hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah beben para remaja .
Dalam beberapa hal masalah gizi serupa , atau merupakan kelanjutan dari masalah
gizi pada usia anak , yaitu anemia defesiensi besi, kelebihan dan kekurangan
berat badan.
GIZI REMAJA
Cukup banyak masalah yang berdampak
negatif terhadap kesehatan dan gizi remaja. Disamping penyakit dan kondisi yang
terbawa sejak lahir , penyalahgunaan obat, kecanduan aljohol dan rokok , serta
hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah beben para remaja .
Dalam beberapa hal masalah gizi serupa , atau merupakan kelanjutan dari masalah
gizi pada usia anak , yaitu anemia defesiensi besi, kelebihan dan kekurangan
berat badan.
GIZI REMAJA
Cukup banyak masalah yang berdampak
negatif terhadap kesehatan dan gizi remaja. Disamping penyakit dan kondisi yang
terbawa sejak lahir , penyalahgunaan obat, kecanduan aljohol dan rokok , serta
hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah beben para remaja .
Dalam beberapa hal masalah gizi serupa , atau merupakan kelanjutan dari masalah
gizi pada usia anak , yaitu anemia defesiensi besi, kelebihan dan kekurangan
berat badan.
GIZI REMAJA
Cukup banyak masalah yang berdampak
negatif terhadap kesehatan dan gizi remaja. Disamping penyakit dan kondisi yang
terbawa sejak lahir , penyalahgunaan obat, kecanduan aljohol dan rokok , serta
hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah beben para remaja .
Dalam beberapa hal masalah gizi serupa , atau merupakan kelanjutan dari masalah
gizi pada usia anak , yaitu anemia defesiensi besi, kelebihan dan kekurangan
berat badan.
GIZI REMAJA
Cukup banyak masalah yang berdampak
negatif terhadap kesehatan dan gizi remaja. Disamping penyakit dan kondisi yang
terbawa sejak lahir , penyalahgunaan obat, kecanduan aljohol dan rokok , serta
hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah beben para remaja .
Dalam beberapa hal masalah gizi serupa , atau merupakan kelanjutan dari masalah
gizi pada usia anak , yaitu anemia defesiensi besi, kelebihan dan kekurangan
berat badan.