informasitips.com – Selama ini kita
sering sekali mendengar bahwa radiasi ponsel atau handphone dapat menimbulkan
efek yang tidak baik bagi manusia. Meski banyak kalangan yang meyakini
kebenaran hal tersebut, nyatanya tidak sedikit pula para ahli yang membantahnya
dengan dalih belum ada penelitian yang cukup valid untuk membuktikan kebenaran
hal tersebut. Namun, baru-baru ini, sebuah penelitian di Sekolah Medis
Universitas Yale, Amerika mengungkapkan bahwa penggunaan ponsel (telepon
genggam) pada wanita hamil ternyata berdampak tidak baik bagi kesehatan janin
yang dikandung. Para peneliti menyarankan agar wanita hamil sebaiknya tidak
menyimpan ponsel di saku dekat perut karena radiasinya bisa membahayakan
kesehatan janin. Wanita hamil juga dihimbau untuk tidak terlalu sering (banyak)
menggunakan ponselnya untuk meminimalkan resiko radiasi yang ditimbulkan.
Dampak
yang cukup serius dari radiasi tersebut terhadap janin adalah bisa mempengaruhi
perkembangan otak bayi, menyebabkan hiperaktivitas, gangguan memori (daya
ingat), perasaan cemas dan gangguan perilaku. Hasil riset yang telah
dipublikasikan di Scientific Reports ini menyatakan bahwa paparan
radiasi telepon seluler akan mempengaruhi perkembangan neuron otak, khususnya
di bagian tertentu pada otak yang bertanggung jawab pada kemampuan untuk
memusatkan perhatian (konsentrasi) dan memori, serta daerah pada otak yang
berkaitan dengan masalah perilaku.
Seperti
yang dilansir nydailynews pada 15-03-2012, Dr. Hugh Taylor selaku
peneliti yang melakukan riset tersebut mengungkapkan bahwa akan lebih aman bila
wanita hamil tidak membawa (menyimpan) ponsel di dekat perut mereka. Taylor
juga menambahkan bahwa pada saat tidur, sebaiknya ponsel tidak boleh berada di
dekat wanita hamil, kecuali jika ponsel dalam keadaan mati (dimatikan).
Otak
bayi masih lebih sensitif daripada otak orang dewasa. Radiasi ponsel yang
mungkin tidak terlalu berdampak besar bagi orang dewasa, bisa jadi memberikan
pengaruh cukup besar dan dapat mengganggu tumbuh kembang bayi dalam kandungan.
Terlebih bila bayi cukup sering dan banyak menerima radiasi tersebut.
Riset
tersebut dilakukan pada hewan percobaan, yaitu tikus yang sedang mengandung.
Dan diperoleh hasil bahwa bayi tikus yang lahir ternyata mengalami masalah pada
otak dan perilaku. Sebagaimana yang kita ketahui, banyak penelitian yang
menggunakan tikus sebagai media percobaannya karena selain mudah
dikembangbiakkan, tikus dinilai memiliki kemiripan genetik, karakteristik
biologis dan perilaku dengan manusia. Selain itu, banyak pula gejala-gejalan
dan kondisi tertentu pada manusia yang ternyata bisa direplikasi pada tikus.
Meskipun
riset tersebut baru dilakukan sebatas pada hewan percobaan tikus, namun para peneliti
memiliki keyakinan yang cukup besar akan kebenaran temuan ini. Menurut mereka,
selebihnya hanya dibutuhkan penelitian yang lebih mendalam lagi pada manusia
untuk memahami seperti apa mekanisme yang terjadi sampai radiasi ponsel bisa
berdampak buruk ke janin. Perlu juga untuk melakukan kalkulasi mengenai batasan
paparan radiasi ponsel yang aman dan masih diperbolehkan untuk diterima ibu
hamil.
Ponsel
(handphone) atau telepon genggam sebenarnya memancarkan radiasi
elektromagnetik frekuensi gelombang radio (Radio Frequency-Electromagnetic
Radiation atau RF-EMR), dan disebut radiasi elektromagnetik non ionisasi
(tidak berpotensi menimbulkan ionisasi pada sel/jaringan tubuh). Radiasi ponsel
sering juga disebut dengan radiasi microwave (radiasi elektromagnetik gelombang
mikro).
Hampir
setiap peralatan elektronik dalam rumah tangga menggunakan gelombang radio
energi rendah ini, misalnya televisi, komputer, dan microwave. Berbeda dengan
jenis radiasi elektromagnetik ionisasi seperti sinar X yang memang berbahaya
bagi manusia, para ahli berpendapat bahwa radiasi elektromagnetik non ionisasi
tidak berbahaya dan tidak menimbulkan efek yang cukup serius bagi manusia.
Meskipun
demikian, sejumlah temuan dari berbagai hasil penelitian yang pernah dilakukan
selama ini ternyata menunjukkan adanya dampak negatif yang cukup serius akibat
radiasi gelombang radio pada ponsel yang masuk ke tubuh manusia. Studi di
Kalifornia, Amerika yang telah diterbitkan di Journal of Epidemiology and
Community Health, juga memperlihatkan hasil yang sama. Penelitian yang
dilakukan pada tahun 2008 itu menemukan fakta bahwa penggunaan ponsel yang
terlalu sering pada wanita hamil dapat meningkatkan resiko anak mengalami
gangguan perilaku, menimbulkan hiperaktivitas dan gangguan dalam memusatkan
perhatian (konsentrasi).
Beberapa
ahli berpandangan bahwa bukan radiasi gelombang radio dari ponsel yang secara
langsung memberikan efek ke janin, melainkan bila ponsel digunakan terlalu
sering dalam waktu yang lama maka radiasi tersebut bisa menimbulkan panas yang
bisa berbahaya bagi ibu hamil dan janin.
Lalu, bagaimana sebaiknya?
Lalu, bagaimana sebaiknya?
- Akan jauh lebih
bijaksana bagi wanita hamil untuk tidak terlalu sering “memainkan”
ponselnya agar bisa meminimalkan resiko dan bahaya yang mungkin terjadi.
Gunakan ponsel seperlunya, bila memang diperlukan.
- Jika sedang
tidak digunakan dan ponsel dalam keadaan hidup, sebaiknya jangan terlalu
sering memegang ponsel, dan jangan menyimpan ponsel di daerah sekitar
perut (seperti saku celana/rok).
- Jangan biasakan
meletakkan ponsel dekat dengan Anda saat tidur, khususnya di daerah dekat
kepala. Tempatkan ponsel agak jauh dari tubuh Anda untuk mengurangi resiko
dan bahaya yang mungkin terjadi.
- Ada baiknya pula
untuk menggunakan alat hands-free saat menelepon dan menggunakan ponsel
atau bisa juga dengan menggunakan speaker phone saat berbicara menggunakan
ponsel. Cara ini diyakini bisa menurunkan radiasi yang diterima ibu hamil
yang tentunya juga akan semakin menurunkan resiko dan dampak negatif radiasi
ponsel bagi janin.
- Pada saat
menggunakan fasilitas bluetooth sebaiknya jauhkan ponsel dari tubuh
Anda karena saat menggunakan bluetooth sejumlah radiasi juga
dipancarkan, meskipun dalam level yang tidak terlalu besar.
Sejumlah
penelitian mencatat bahwa dampak dan bahaya radiasi ponsel ternyata tak hanya
dikhawatirkan berbahaya bagi ibu hamil dan janin saja, melainkan juga
dikhawatirkan berbahaya bagi pria dan juga pada anak-anak karena bisa
mengganggu otak dan perilaku.
Bagi
pria, tidak disarankan untuk menyimpan ponsel di saku bagian bawah karena
beresiko mengganggu kualitas sperma. Di negara-negara di Eropa seperti Jerman,
Inggris, Perancis, dan Skandinavia, telah diberlakukan larangan penggunaan
ponsel pada anak-anak, kecuali dalam kondisi atau keadaan yang memang darurat
dan diperlukan. Langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi menyikapi
berbagai temuan tentang bahaya radiasi ponsel bagi kesehatan. Antisipasi ini
dianggap sebagai langkah yang tepat untuk meminimalkan bahaya dan resiko,
sampai ditemukan cukup bukti yang akurat terkait kebenaran hal tersebut.
Meski
masih diperlukan penelitian lebih lanjut, hasil temuan-temuan di atas bisa
dijadikan peringatan bahwa ternyata ada isu yang cukup serius dibalik
penggunaan ponsel yang dikhawatirkan bisa mengancam kesehatan manusia. Tak ada
salahnya kita lebih bijak dan mengikuti saran-saran di atas, selama menunggu
para ilmuwan mengumpulkan cukup data dan bukti yang bisa menjawab kebenaran
temuan-temuan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar